Jumat, 05 September 2008

Book Review: Asia Future Shock


Uthlubul ilma walau bi siin.. Carilah ilmu hingga ke negeri cina.
Muhammad.


Hadits diatas adalah bentuk penghargaan seorang Muhammad (panutan orang yang beragama islam) kepada negeri yang belum pernah ia kunjungi dan sudah maju peradabannya. Tak berlebihan memang, karena jika dibandingkan dengan keadaan negara Arab pada waktu itu, Cina sudah menjadi negara maju dari berbagai aspek. Perdagangan yang pesat, militer yang kuat, seni yang maju dan beberapa infrastruktur pendukung lain yang membuat negera Muhammad waktu itu seperti ketinggalan.

Omongan Muhammad tersebut memang bukan hanya ramalan kosong belaka jika melihat geliat negara tersebut sekarang ini. Terbukti berbagai macam produk yang bisa Cina hasilkan mampu menembus hampir ke seluruh negara di dunia ini. Dan Cina hampir bisa dipastikan akan menjadi negara maju di dunia. Selain karena hal itu juga, penomena ini diperkuat juga dengan buku karya Michael Backman yang memprediksikan maju dan mundurnya negara-negara di Asia (khususnya Cina dan India).

Meski memang banyak barometer kemajuan sebuah negara, tak urung, melulu yang berkaitan dengan ekonomi dan militer yang paling menjadi sorotan. Lalu setelah itu politik, sosial dan kebudayaan mengikuti dibelakangnya. Dan buku ini adalah prediksi akan menguat dan melemahnya negara-negara yang ada di Asia.

Dua negara yang menjadi sorotan disini (Cina dan India) ternyata yang diprediksikan akan menjadi negara yang paling maju di Asia. Selain karena selalu bersaing antara keduanya, dua negara ini juga adalah negara dengan jumlah penduduk yang paling banyak yang di prediksi beberapa dekade kedepan akan memberi kontribusi positif dari rakyatnya.

Dalam urusan kemiliteran dan ekonomi, Cina yang sakit hati dengan embargo senjata yang dimotori Amerika, diam-diam secara mengejutkan mampu mengembangkan sendiri persenjataan dalam negerinya. Selain bertujuan untuk mengamankan jalur pelayaran, juga untuk kepentingan komersil yang bukan politis.

Sedangkan India yang tidak merasakan himpitan embargo, bisa dengan leluasa membelu pesawat yang sangat di inginkan oleh Cina dari luar negeri tanpa campur tangan Amerika. India tidak menunjukkan taringnya dari sisi ekonomi dalam negeri. Malah menutup segala bentuk bantuan investasi dari luar negeri. Hanya saja, yang patut di perhitungkan adalah semangat pengusaha mereka yang menanamkan modalnya di luar negaranya sendiri. Ini terbukti dengan bertenggernya India di urutan kedua setelah Amerika!

Lantas kenapa hanya dua negara ini saja yang menjadi sorotan tajam? Tidak membahas banyak negara asia lainnya?

Dalam prediksi Backman, negara Asia yang sudah dianggap maju sekarang, justru dua atau tiga dekade kedepan akan mengalami kemunduran. Singapore yang akan mengalami krisis identitas ras asli Singapore karena terlalu terbuka dengan masuknya penduduk luar Singapore.

Korea yang (jika mau stabil dan kuat) harus bersatu antara Korea Selatan dan Korea Utara. Ini dikarenakan sebetulnya sistem pemerintahan dua negara ini, jika disatukan, akan menjadi satu sistem yang saling melengkapi dan menguatkan.

Jepang dengan kondisi penduduk yang tidak terbuka dengan ras lain (untuk masalah ini sangat berkebalikan dengan Singapore) akan menjadi ras yang paling sedikit. Dunia produktifnya hanya akan dikuasai oleh para usia tua.

...

Memang, Michael Backman dengan pemaparan dan data yang cukup komprehensip sepertinya hanya menonjolkan negara Cina saja dan dari kacamata ekonomi. Asia yang ia maksudkan bisa jadi adalah Cina. Negara Asia lain (Korea, Jepang, Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina), meski ada sedikit dibahas, tapi tidak menonjol.

Secara keseluruhan buku ini membahas tentang resiko dan peluang masa depan Asia. Penulis memuat 25 telaahannya tentang bagaimana Asia beberapa dekade mendatang. Ditulis dengan sangat lugas dan bahasa yang mudah dimengerti, membuat buku ini memang menjadi sebuah ”..buku non fiksi yang paling menghebohkan..”

Wallahu ’alam.

posted by: umed

Tidak ada komentar: