Selasa, 21 Oktober 2008

Book Review: Fish!

Review Tulisan.
Hohow.., penyajiannya keren! Semi-semi novel gitu, dech. Salah satu buku kategori ‘how to’ yang enak untuk dibaca dan tidak membosankan, serius.Buku ini tuh nyeritain bagaimana kita mampu mencintai pekerjaan yang sedang kita jalani.

Ada empat ‘pasal’ yang mesti dimiliki; memilih sikap, bermain, bikin hari yang bahagia dan hadir. Jika keempat ‘pasal’ itu udah dilakuin, bukan aja klien kita yang terpuaskan dan kerjaan kita tuntas. Tetapi juga diri pribadi yang bisa menjadi lebih baik.

Gini dech, lo Pernah ngerasa pekerjaan lo ngebosenin dan memuakkan? Pernah ngerasa apa yang lo harepin melenceng terus? Pernah ngerasa segala rencana yang lo siapin dengan matang harus hancur karena hal sepele? Pernah merasa ga ada yang cocok dan ideal? Pastinya lo pernah. Hanya celakanya, lo gonta-ganti kerja yang lo anggap itu sebagai solusi. Ya, akhirnya, waktu lo habis buat cari yang ga pasti dong. Padahal, mestinya lo bersyukur dengan maslah tersebut. Percaya ato enggak, lo masih manusia tulen dengan permasalahan itu. Dengan begitu, lo dituntut bisa menentukan dan memilih sikap. Bermain di dalamnya, mengatur segalanya supaya bisa membahagiakan orang, juga hadir dan mengalaminya..

Pilih sikap

Sebagai simulasi, sekali-kali coba aja pilih sikap marah. Lo datang ke tempat kerja dalam keadaan marah-marah karena permasalahan pribadi lo bawa-bawa ke tempat kerja, lo rasain gimana lo bekerja. Terus pas udah beres, lo liat lagi apa yang lo dapet? Percaya ato ga, itu tuh cuma karena lo milih sikap mana yang mau lo pake hari itu. Sayang banget kan, kalo hidup yang singkat ini lo bikin ga nyaman? Padahal lo sendiri tau kalo alasan lo dilahirin tuh buat niggalin tanda abadi? Mau punya ‘peninggalan’ yang ga berguna?

Bermain

Oke, lo pilih apapun buat hari-hari lo. Tapi lo jangan mentang2 udah dewasa, lalu ngeharamin satu masa yang sangat membantu dan keren; masa kecil. Masa yang penuh dengan imajinasi dan permainan. Ga heran kalo kadang lo kaku dan ngebosenin. Cari kesenangan dalam ngejalaninnya dong.. serius sih harus, tapi bukan tanpa kesenangan kan? Bermain aja lah. Anggap apa yang lo kerjain sebagai permainan yang menyenangkan.
Buat hari mereka bahagia

Eits.., lo jangan dulu bangga dan besar kepala. Percuma aja kalo lo sendirian yang ngerasainnya. Sesekali ajak dong klien lo dengan cara sopan dan terhormat buat ngerasain yang lo rasain. Buat hari mereka bahagia. Itu bisa bikin mereka (klien) punya kesan yang positif loh.
Hadir

Tapi itu bakal lebih positif lagi kalo lo bisa membuat klien lo merasakan lo ada dan hadir buat dia. Cara lo memperlakukan mereka, cara ngomong lo yang seperti ama temen lama. Perhatian lo.. kalo yang empat hal itu bisa lo lakuin, percaya dech, lo bukan cuma baik di mata klien lo. Tapi yang lebih penting, lo bisa lebih baik buat lo sendiri.

Ga percaya?! Lo rasain sendiri aja, gua nulis review ini juga memilih sikap senang. Terus bermain kata-kata, ngajakin lo dengan bahasa yang biasa gua omongin ke lo supaya bisa ngajak lo bahagia karena ga ngerasa di gurui. Selain itu, gua juga bakal selalu ada (hadir) buat lo. Kan kita temenan..



Review cover.
“FISH!”.
Coba deh lo ucapin juga kata diatas.. Udah? Gimana perasaan lo. Kalo gua sih, ngerasanya jadi semangat gitu. Kaya nemuin sesuatu yang segar, kaya senada dengan; “aha!” atau “eureka!” atau “nah!”.
Dan kover buku ini yang seperti ngomong kaya gitu juga. Percaya ato enggak, gua baca buku ini juga karena liat kovernya. Untung aja isinya (menurut gua) juga bagus.
Dengan kata lain, dari segi kover juga buku ini udah cukup segar. Apalagi kalo tulisan “bekerja jadi…” dan “cara luar biasa…” dihilangkan. Kayaknya bakal lebih fresh. Satu lagi kelebihan kover ini adalah kurangnya image yang dikesankan ‘dewasa’. Jadi lebih mirip gambar anak kecil yang sangat fun ketika ngerjainnya.
Begitulah..

oleh:will(be)done.
Read more!

Minggu, 05 Oktober 2008

Book Review : the ABC's Business Building Team

Review Materi Buku
Perlu waktu yang lama sekali buat saya sekedar mengerti satu halaman dari buku ini, menurut saya kualitas terjemahannya kurang ramah di otak saya. Bahasa Indonesia tapi dengan interpretasi Inggris. Rrrggghhh….


Buku ini membahas tentang Kode Kehormatan (Code of Honor) yang wajib dimiliki, dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh setiap individu dalam sebuah tim. Apapun, olah raga, keluarga, komunitas, tim bisnis, studio desain? Hehe… selama mereka mau membuat tim mereka menjadi Tim Juara. Buku ini membahas tentang Kode Kehormatan (Code of Honor) yang wajib dimiliki, dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh setiap individu dalam sebuah tim. Apapun, olah raga, keluarga, komunitas, tim bisnis, studio desain? Hehe… selama mereka mau membuat tim mereka menjadi Tim Juara.

Kode kehormatan adalah seperangkat aturan dan standar prilaku yang dibuat sebagai pegangan agar seseorang atau tim mampu terus bertahan menghadapi tekanan-tekanan.
Seperti dalam buku ini, saya ingin mencoba bercerita kembali tentang isi buku lewat ilustrasi cerita.

Oke, jadi Joni sang illustrator pergi bahkan ketika Studio NGL yang menaunginya memberikan berbagai kemudahan, fasilitas dan akses menuju kualitas kehidupan yang lebih baik. Studio NGL bukan sedang memanjakan Joni, tapi untuk menjaga kinerja studio tetap efektif dan efisien. Jadi fasilitas untuk Joni lebih merupakan investasi. Sebut saja begitu.

Sulit menerka apa yang membuat Joni berkeras hati hengkang kecuali rekan-rekan lainnya di studio sama-sama tahu ada tekanan berat yang sedang menguji eksistensi studio secara tim atau bahkan secara personal setiap anggotanya. Deadline yang tak kenal ampun, spek hasil pekerjaan yang diinginkan pemberi order yang sulit dimengerti, energi yang terkuras, gaji yang tetap tidak bisa digunakan untuk menyicil Mercedes-benz, dan sederet ujian lain.

Lalu menilik ke beberapa minggu sebelumnya saat briefing tentang Visi masing-masing personil dipresentasikan, dalam rangka merubah status kepemilikan studio menjadi milik bersama. Briefing yang agak istimewa karena keterlambatan 5 menit saja bisa mengancam seseorang untuk gugur dari kepemilikan studio.

Sekarang kita bercerita tentang Joni saja. Tiba gilirannya untuk menyampaikan visinya tentang studio, dia terlihat sangat antusias tidak seperti biasa, bersemangat sekali. Bahkan antusiasmenya mengalahkan 2 rekan lainnya UTu dan Waroton yang sejak setengah jam sebelumnya masih saling bertanya-tanya “Seriuskah tentang status kepemilikan ini?” Bagi mereka ini membuat jantung mereka berdegup 2 kali lebih kencang.

Joni ingin merespon semakin padatnya order yang masuk ke studio, karena dalam aspek SDM (yang jumlahnya sedikit), order yang banyak ini tidak melulu menjanjikan senyum bahagia apalagi Mercedes-Benz. Tetapi Joni tetap ingin mengingatkan setiap personil yang panik dengan mengangkat kata “Be Ready!” sebagai visinya untuk studio, sebab bagaimanapun dan kapanpun menurutnya kepelikan dalam pekerjaan akan selalu ada, dan kuncinya adalah “Be Ready!”, bersiaplah, bersiap dengan segala “kejutan” yang akan menjelang.

Tetapi Joni tetap ingin pergi, mungkin tidak tahan lagi dengan semua tekanan.
Utu, Waroton, Amid (belum kesebut ya?) dan Bang Kemuy (Founder Studio NGL) tetap bertahan, justru mereka yang akhirnya meresapi kata “Be Ready!” sebagai pegangan mereka ketika tekanan datang. Mereka sadar bahwa saat dibawah tekanan, emosi memuncak, logika kacau, lalu insting yang akan mengambil alih, dan di saat-saat itulah mereka akan kembali menoleh ke “Be Ready!” yang terjemahannya adalah bersiap dengan segala “kejutan”, bahwa dalam setiap pekerjaan selalu saja ada kepelikan, menyerah berarti kalah, bertahan berarti menang. Mereka mengembalikan pegangan mereka yang hampir terlepas ke sebuah standar prilaku “Be Ready!” (yang sekarang boleh lah kita sebut sebagai kode kehormatan J).

Saat itu, mereka berempat dengan alias Studio NGL boleh berbangga hati, mereka jadi tim juara karena masih bertahan hingga hari ini, bahkan menjadi rival terberat Studio NLG, studio yang sudah lebih dulu menjadi tim juara.
Sederhananya seperti itu lah.



Review Desain Cover
Kalau bersandar pada standar kualitas yang berlaku di studio NLG tempat saya bekerja bersama, akan ada banyak sekali komentar yang harus dilontarkan untuk mengapresiasi buku ini.

Pada pertemuan mata dengan cover buku ini untuk pertama kalinya saja saya sudah beranggapan kalau buku ini adalah buku cetakan tahun jebot, jujur saja terasa sangat jadul, padahal sekalipun kalo ada keinginan untuk membangun kesan klasik tidak perlu dibikin seperti itu banget. Alih-alih mendapatkan kesan klasik, orang-orang malah menganggap itu memang betul-betul buku yang terlambat pajang selama bertahun-tahun.

Tapi tentu saja saya mengesampingkan aspek marketing disini, karena walaupun saya anggap cover buku ini masih banyak kekurangan dari segi estetika grafisnya tidak berarti buku ini jeblok di pasaran, who knows? Yang jelas, Stopress dengan tulisan “Pengantar oleh ROBERT KIYOSAKI” boleh jadi nilai tambah dari buku ini.

Coba tengok sebentar tulisan ABC yang diposisikan sebagai vocal point, berwarna ungu dengan outline yang tebal, saya langsung ingat dengan statement Fahmi–Art Director di studio- yang bilang bahwa penggunaan outline pada font (terlebih tanpa kegunaan yang jelas) lebih seperti representasi desainer yang masih kurang jam terbang, karena menurutnya penggunaan outline ini menunjukkan kekurang yakinan sang karyawan desain akan karyanya, entah itu karena takut tidak terlihat, atau malah karena benar-benar sangat ingin terlihat, naif begitu. :D

Sulit juga menerka maksud desainer dengan membubuhkan bentuk oval hitam dengan latar belakang ungu, atau sebaliknya, kecuali memang kombinasi layout teksnya langsung terlihat mata bahkan dari jarak pandang yang cukup jauh (tapi tidak usah sejauh berkilometer ya)

Tapi sekali lagi, ini asumsi saya disandarkan pada kebiasaan yang berlaku di Studio NLG, jadi kalaulah proses desain yang sering berkembang di studio adalah; Ide/Brainstorming-Sketsa-Acc Studio-Acc Klien/Penerbit, saya bahkan ragu untuk memperlihatkan sketsanya ke studio. Hehehe….sekali-kali jahat boleh ya!




NB: Review ini tidak dimaksudkan sedikitpun untuk menyinggung siapapun, bila ada kemiripan tokoh dan cerita, itu 100 persen hanya ilustrasi. Terima kasih untuk orang-orang yang mengilhami ilustrasi ini. Oh ya, selamat idul Fitri 1429 H, Mohon maaf lahir dan Bathin.


oleh: ata Read more!